MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup.
Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan
seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan
hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
araban, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu mernpakan hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya.
Dapat diambil contoh dari kisah hidupnya Mantan
presiden Republik Indonesia yang ke-2
SOEHARTO adalah manusia biasa. Ia mempunyai hati dan pikiran yang
sama dengan manusia lain. Ia bukan selevel atau sederajat dengan malaikat,
karena memang Soeharto adalah manusia yang bukan berasal dari alam malaikat.
Lahir dari
anak seorang petani, Soeharto berhasil melakukan lompatan quantum hingga
akhirnya diperaya penduduk negeri ini sebagai seorang kepala negara
yang memiliki wibawa, kharisma, kekuasaan dan harga diri.
yang memiliki wibawa, kharisma, kekuasaan dan harga diri.
Keberhasilan
Soeharto mengangkat derajatnya dari wong
ndeso menjadi manusia
'terhebat' -- karena kekuasaannya-- tak lepas dari pandangan hidup dan
spiritnya untuk terus meraih kesuksesan. "Pandangan hidup saya berdasarkan
percaya kepada Tuhan, percaya kepada kekuasaan-NYA. Dengan begitu, maka dengan
sendirinya saya percaya bahwa apapun yang dikehendaki Tuhan, pasti bisa
terjadi," kata Soeharto suatu hari.
Secara eksplisit apa yang
diungapkan Soeharto itu, merupakan bahwa ia mempercayakan sepenuhnya semua
kehidupan yang ia jalani ini kepada Tuhan. Soeharto juga percaya dengan takdir
yang di dalamnya menyangkut kebahagiaan dan kematian. Semua manusia mempunyai
garis yang sama. Dan garis kesuksesan itu tak bisa ia tarik kembali (diulang),
karena terbentur usia dan fisik.
"Saya percaya kepada takdir
manusia yang telah digariskan oleh Tuhan. Janganlah menyesal, jangan susah.
Kita tinggal pasrah saja. Tidak perlu kita kaget (terhadap) sesuatu yang
seolah-olah merupakan keistimewaan pada seseorang. Tidaklah menyebabkan kita
heran. Tidaklah perlu kita terbelalak dibuatnya sampai
mengucapkan wah hebat sekali," tutur Soeharto.
mengucapkan wah hebat sekali," tutur Soeharto.
Jauh-jauh hari sebelum kekuasaan
yang ia pegangnya terhempas ke tanah, Soeharto sudah mengetahuinya karena
kehidupan ini tidak selamanya berada di puncak.
"Kalau kita mempunyai kedudukan, kekayaan, mempunyai sesuatu yang lebih, jangan lupa bahwa sewaktu-waktu hal itu bisa berubah kalau Tuhan menghendakinya. Sebab
itu aja dumeh (jangan mentang-mentang) memiliki kedudukan tinggi terus bertindak sewenang-wenang."
"Kalau kita mempunyai kedudukan, kekayaan, mempunyai sesuatu yang lebih, jangan lupa bahwa sewaktu-waktu hal itu bisa berubah kalau Tuhan menghendakinya. Sebab
itu aja dumeh (jangan mentang-mentang) memiliki kedudukan tinggi terus bertindak sewenang-wenang."
Meskipun Soeharto kerap mengajarkan
nilai-nilai kesabaran, adakalanya juga pria itu tak berhasil menahan
emosinya, manakala berbagai macam fitnah menghampirinya. Oktober 1974, Soeharto
tiba-tiba memanggil G Dwipayana. Kepada Dipo --panggilan akrabnya-- Soeharto
meminta agar lelaki itu membuat tulisan untuk membantah sebuah majalah yang
telah menurunkan tulisan mengenai asal-usul Soeharto.
Bantahan Soeharto itu harus
dimuat di semua surat kabar terbitan Jakarta dan majalah. Tak hanya itu. Selang
sehari setelah itu, Soeharto mengumpulkan
semua wartawan di Bina Graha. Di kamar kerjanya, secara pribadi Soeharto memberikan keterangan pers kepada wartawan lokal maupun asing. "Saya mesti
menjelaskan silsilah saya karena ada yang menulis buka-bukaan di sebuah majalah," cetus Soeharto ketika itu.
semua wartawan di Bina Graha. Di kamar kerjanya, secara pribadi Soeharto memberikan keterangan pers kepada wartawan lokal maupun asing. "Saya mesti
menjelaskan silsilah saya karena ada yang menulis buka-bukaan di sebuah majalah," cetus Soeharto ketika itu.
Pada saat itu Soeharto tampaknya
marah besar. Bahkan, sebelum memberikan keterangan pers secara pribadi,
Soeharto juga menghadirkan beberapa orang saksi yang masih hidup dan tahu betul
seluk-beluk atau jati dirinya.
"Saya adalah keturunan Bapak
Kertosudiro alias Kertorejo, ulu-ulu yang secara pribadi tidak memiliki sawah
sejengkalpun. Saya berterus terang, di dalam menghadapi kehidupan sewaktu kecil
saya mengalami banyak penderitaan yang mungkin tidak dialami oleh orang-orang
lain," ungkapnya.
Soeharto khawatir tulisan-tulisan
yang tidak benar mengenai silsilah dirinya bisa ditafsirkan yang tidak-tidak
oleh masyarakat. Akibatnya, Soeharto merasa dirugikan secara pribadi,
keluarganya dan para leluhurnya serta kepada negara dan bangsa. Apalagi pada
waktu itu posisi Soeharto adalah seorang Presiden RI yang masih aktif.
"Dalam bahasa Jawa ada
pepatah sadumuk bathuk,
sanyari bumi. Sekalipun hanya di-dumuk, tapi batuknya, berarti mengenai
harga diri keluarga dan pribadinya, sehingga
bisa menimbulkan hal- hal yang tak diinginkan," jelas Soeharto.
bisa menimbulkan hal- hal yang tak diinginkan," jelas Soeharto.
Menurut dia, gara-gara
pemberitaan tersebut masyarakat menjadi bingung. "Sebenarnya presiden yang
sekarang itu keturunan dari mana? Kalau itu sudah menimbulkan pembicaraan,
timbul kemudian pro dan kontra," jelasnya sambil menambahkan, jika sudah
begitu maka lahir kelompok subversi dengan gerpolnya dan dapat meningkatkan
gangguan stabilitas nasional.
Soeharto juga menyingung isi
tulisan di majalah terbitan Jakarta yang mengatakan bahwa ketika dirinya masih
berusia enam tahun, ibunya menyerahkan kepada
seorang temannya di Desa Kemusuk.
seorang temannya di Desa Kemusuk.
"Kalau tulisan itu benar,
ini menggambarkan martabat seorang wanita yang tidak ada harganya. Mungkin bisa
menimbulkan kesan lebih dari itu. Kenapa begitu mudah
diserahkan dengan begitu saja istri dan anak yang berumur enam tahun? Mungkin karena perkawinannya tidak sah. Jadi kalau tidak sah, berarti anak haram atau
anak jadah? Apakah ini tidak akan merugikan nama bangsa dan negara?" tanya Soeharto.
diserahkan dengan begitu saja istri dan anak yang berumur enam tahun? Mungkin karena perkawinannya tidak sah. Jadi kalau tidak sah, berarti anak haram atau
anak jadah? Apakah ini tidak akan merugikan nama bangsa dan negara?" tanya Soeharto.
Gara-gara pemberitaan itu,
Soeharto mengaku bahwa ia terpaksa membuka rahasia pribadinya demi untuk
pengabdiannya kepada bangsa dan negara. Soeharto sendiri merasa tidak menyesal
menceritakan asal-usulnya kepada publik melalui pers.
"Semuanya itu saya terima
sebagai keadaan yang menimpa diri saya, mulai lahir sampai sekarang sebagai
bekal hidup saya hingga kini," tuturnya. (achmad subechi).
Dari artikel
yang saya baca diatas dapat disimpulkan bahwa sosok seorang Soeharto patut
dicontoh terutama bagi generasi muda bangsa Indonesia. Karena jiwa dan raganya
dia yang pantang menyerah untuk membangun negeri Indonesia ini menjadi lebih
maju dan dapat bersaing dengan Negara lain .
Hei friend, karena kita ini mahasiswa gundar, tolong ya blognya di kasih link UG,
BalasHapusseperti www.gunadarma.ac.id, Studentsite
studentsite.gunadarma.ac.id dan lain lain karna link link tersebut mempengaruhi
kriteria penilaian mata kuliah soft skill
Selain itu, Yuk ikut lomba 10 kategori lomba khusus bagi mahasiswa Universitas Gunadarma. Edisi Desember 2012
ini diperuntukan bagi mahasiswa S1 dan D3. Tersedia 100 pemenang, atau 10 pemenang
untuk setiap kategori. link
http://studentsite.gunadarma.ac.id/news/news.php?stateid=shownews&idn=755
Oh iya, kalian nggak mau ketinggalan kan untuk update terhadap berita studentsite
dan BAAK, maka dari itu, yuk pasang RSS di Studentsite kalian...untuk info lebih
lanjut bagaimana cara memasang RSS, silahkan kunjungi link ini
http://hanum.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.5
makasi :)